Selasa, 01 Februari 2011

Potensi Perikanan dan Kelautan Indonesia

Haaii teman tahukah anda negara kita ini merupakan negara kepalauan terbesar didunia. Pulau-pulau besar yang terbentang dari sumatra, jawa, kalimantan, sulawesi dan irian jaya, serta pulau-pulau yang lebih kecil lainnya meyediakan lahan untuk hidup manusia, berbagai hewan dan berbagai tumbuhan. Posisi geografis Indonesia pada koordinat 6 derajat lintang utara - 11,5 derajat  lintang selatan. serta 91.8750 derajat - 144.375 bujur timur (PP 38 Th 2002)


Panjang pantai 81.000 km atau 14% garis pantai seluruh dunia, di mana 2/3 wilayah Indonesia berupa perairan laut. Jumlah pulau adalah 18.108 di mana hanya 6.000 pulau berpenduduk.  Luas laut kedaulatan 3.1 juta km2. Luas laut ZEE 2.7 jt km2.  Zona pesisir dapat menopang kehidupan 60% penduduk Indonesia.

Kekayaan alam yang terkandung antara lain :
  1. 350 fauna, 28.000 flora,  dan 110.000 mikroba
  2. 600 terumbu karang dan 40 genera
gambar. potensi laut Indonesia

Termasuk ikan, udang, moluska, kerang mutiara, kepiting, rumput laut, mangrove/hutan bakau, hewan karang dan biota laut lainnya. Belum juga jika pemerintah dan masyarakat sekitar pantai mau untuk merawat, melestarikan, dan menjadikan tempat pariwisata yang mampu menarik para turis domestik maupun mancanegara sehingga bisa membantu menopang devisa negara.

Batas-batas laut yang ada antara lain :
a) Laut teritorial adalah wilayah laut dengan batas 12 mil dari titik ujung terluar pulau-pulau di Indonesia pada saat pasang surut ke arah laut. Perlu kalian tahu, bahwa jarak antara satu negara dengan negara lain ada yang tidak terlalu jauh. Bagaimanakah bila dua negara menguasai satu laut yang lebarnya tidak sampai 24 mil? Bila hal itu terjadi maka wilayah laut teritorial ditentukan atas kesepakatan dua negara yang bersangkutan. Batas laut teritorialnya ditentukan dengan garis di tengah-tengah wilayah laut kedua negara yang bersangkutan.b) Batas landas kontinen adalah kelanjutan garis batas dari daratan suatu benua yang terendam sampai kedalaman 200 m di bawah permukaan air laut. Sumber kekayaan alam yang berada dalam wilayah batas landas kontinen merupakan milik pemerintah Indonesia. Jadi, pemerintah Indonesia berhak melakukan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam yang berada di wilayah batas landas kontinen.
c) Batas Zona Ekonomi Eksklusif (BZEE) :  ditarik sejauh 200 mil dari base lines.  Indonesia berhak berdaulat atas kekayaan alam di situ dan kewenangan melindungi lingkungan, mengatur penelitian ilmiah maritim dan pemberian ijin kepada pihak asing yang akan melakukan penelitian ilmiah dan atau mendirikan bangunan (instalasi, pulau buatan, dll).
d) laut lepas yakni wilayah laut setelalah line BZEE yang merupakan kawasan internasional.

Wilayah laut Indonesia memiliki potensi SDI (sumberdaya ikan) 6,7 ton, yakni 2,0 juta ton untuk ZEE Indonesia dan 4,7 juta ton untuk perairan teritorial Indonesia, dan hanya 62 persen yang dimanfaatkan.Perairan laut yang luas membentang, menghubungkan pulau-pulau tersebut. Berbagai perairan dangkal dan dalam menyediakan sumber kekayaan alam yang luar biasa bagi hidup manusia.

Pertanyaan saya mengapa dengan potensi yang luar biasa seperti ini nelayan Indonesia masih miskin??
silahkan komentarkan pendapat anda ^_^

2 komentar:

  1. Nelayan kita miskin karena sudah terlalu manja, selalu minta bantuan terus, sampai sekarangpun yang namanya bantuan mengalir terus, bahkan proyek pemerintah sampai tahun 2014 pun masih terus berupaya memberi bantuan tapi tetap juga miskin karena sistim pemberian bantuan kadang hanya berbasis keproyekan saja, pembinanya di lapangan kurang mendapatkan perhatian.... apalagi kesempatan di era otonomi daerah semua bantuan bersifat politis dan lebih mementingkan golongannya daripada orang yang berhak menerimanya.... mohon ma'af jika saya lancang. salam ......

    BalasHapus
  2. menurut saya ada banyak benarnya juga opini anda tapi tidak semua nelayan manja, terkadang birokrasi yang berbelit-belit dan lama, armada tangkap yang sedikit, ilegal fishing, ilmu pengetahuan yang minim juga sebagai faktor kendala, kesimpulanya banyak tugas dari pemerintah baik pusat maupun daerah yang bersangkutan membenahi semua ini tak kurang juga untuk mahasiswa atau elemen masyarakat yang tahu dan sadar d harapkan turut membantu agar usaha perikanan tetap berbasis pelestarian ekositem :)

    BalasHapus